Untuk menunjukkan keseriusan terhadap hasil penelitian mereka, peneliti tersebut sudah mempatenkan alat penemuan mereka sebelumnya yaitu ALIP dan sedang dalam proses untuk mempatenkan ALIPR yang dijanjikan bakal lebih dari alat pendahulunya. Diharapkan alat ini bisa diaplikasikan ke berbagai bidang industri untuk memudahkan pencarian data di dunia maya.
"Pendekatan penelitian kami berdasar pada berbagai jenis foto - terdapat 60 ribu foto yang dimasukkan untuk permulaan dan secara manual akan terus diperbaharui dengan berbagai kata kunci yang menggambarkan konten gambar. Sebagai contoh, kami memilih 100 foto tentang taman nasional dan memasukkannya dengan berbagai kata kunci seperti taman nasional, pemandangan, pohon," papar Associate Professor of Statistics Penn State, Jia Li, seperti dikutip dari Big News Network.
"Kemudian kami akan membangun model statistik tertentu untuk melatih komputer agar dapat mengenali pola-pola warna dan tekstur terhadap 100 foto yang sudah dimasukkan sekaligus mencocokkannya dengan kata kunci. Pada hasil akhir nanti kami harapkan bisa membalikkan proses ini sehingga pengguna search engine dapat menggunakan kata kunci untuk mencari data yang berelevansi dengan gambar," tambah Li.
Untuk kelangsungan penemuan mereka ini, pengguna ALIPR bisa terus memperbaharuinya dengan mengakses situs khusus yang beralamat
www.alipr.com. Situs ini diberdayakan untuk memasukkan gambar baru dan mengevaluasi kata kunci yang dimasukkan.
Kecanggihan teknologi ini memang tak terbantahkan, namun tidak dengan keakuratannya. Li sendiri mengakui, bahwa keakuratan alat pencari mereka bergantung dari evaluator.
"Keakuratan alat ini tergantung dari seberapa spesifik evaluator mengharapkan kedekatan data yang dicari. Sebagai contoh, ALIPR ini bisa membedakan antara gambar manusia dan hewan, namun jarang bisa membedakan antara gambar anak-anak dan orang dewasa," ujar Li.
Selain itu, walaupun pembaruan keakuratan terus dilakukan terhadap ALIPR, namun Li sadar bahwa pendekatan yang mereka terapkan tak akan bisa menghasilkan keakuratan sempurna 100 persen.
"Begitu banyak gambar di luar sana dengan begitu beragamnya variasi di tiap-tiap benda. Saya rasa tidak mungkin bila mengharapkan ALIPR bisa mengakurasi hal tersebut dengan sempurna karena alat ini bekerja hanya dengan mengenali pola warna dan tekstur. Bila seseorang memasukkan gambar seekor kucing mengenakan mantel merah, maka bisa saja ALIPR hanya akan menampilkan data yang berelavansi dengan 'mantel merah', bukan dengan 'kucing'. Terlalu banyak variasi di dunia ini," tegas Li.
Selain mengembangkan teknologi pencarian dengan gambar, Li sekarang juga sedang mengusahakan penemuan yang memungkinkan pengenalan gambar dengan berbasis ilmu semantik yang jauh lebih baik.