Monitor-monitor Liquid Crystal Display (LCD) yang dikerjakan ulang atau rework akan semakin kencang merambah pasar. Ini harus diwaspadai karena monitor LCD rework yang merupakan daur ulang ini berkualitas buruk.
A Willy Sudjono, pemilik Wisno Grahakom, salah satu perusahaan yang mendistribusikan LCD, mengutarakan monitor LCD daur ulang tersebut sudah merambah pasar Indonesia, termasuk Yogyakarta. Namun banyak masyarakat belum menyadari karena tergiur dengan harga murah.
"Sepintas, orang awam tidak bisa membedakan mana LCD yang daur ulang dan mana yang tidak. Ini karena pabrik mengemas tampilan fisik bagian luar dari monitor sedemikian rupa bagus. Harga yang ditawarkan pun relatif lebih murah", ujar Willy.
Monitor ini diistilahkan dikerjakan ulang karena sebagian panel LCD-nya adalah barang lama. Willy enggan menyebut merek, namun sejauh pengamatannya, harga monitor LCD daur ulang ini biasanya Rp1-Rp 1,2 juta. Walau begitu, lanjutnya, masyarakat jangan terpatok harga karena bisa saja penjual mematok harga mahal.
Agar tidak tertipu, Willy yang juga menjadi Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) ini, menyarankan masyarakat membeli monitor LCD merek-merek terkemuka. Harganya lebih mahal, namun kualitasnya masih terjaga.
Sebenarnya, sebagian monitor LCD juga bukan kualitas A, melainkan kualitas B. Kualitas B atau nomor dua ini artinya adalah, LCD-nya mempunyai death pixel kurang dari lima titik.
"Tapi, kalau death pixel yang merupakan penampil warna ini letaknya tersebar, ya tidak kentara karena layar LCD punya ribuan pixel," katanya.
Sumber:Kompas.Com
Wah baru tau nih..Nice info. Thx,mas..