Sejak perseteruan Google dan Pemerintah China, mesin pencari Google.cn telah ditutup dengan mengarahkan alamat tersebut ke server Google Hongkong. Sejak diarahkan ke server hongkong tersebut hasil pencarian bebas sensor, pencarian untuk berbagai istilah yang dianggap 'terlarang' langsung meningkat memadati trafik hasil pencarian Google.
Jika sebelumnya pengguna internet China dibatasi haknya untuk mencari informasi yang mereka inginkan, kini dengan mesin pencarian Google China yang servernya telah diarahkan ke Google Hong Kong, bisa leluasa mengetikkan kata kunci informasi yang ingin diketahui.
Bahkan mereka juga bisa mencari informasi yang sebelumnya dilarang karena dianggap sensitif. Google menyebutkan, pencarian menggunakan istilah sensitif langsung melonjak 10 kali lebih banyak sejak Google tidak lagi menuruti aturan pemerintah China untuk menyensor hasil pencarian.
Kata kunci atau keyword yang termasuk populer adalah 'Tiananmen', 'Falun Gong', dan 'korupsi'.
Data dari Google Trends memperlihatkan, terdapat sekira 2,5 juta pencarian dengan kata kunci 'Tiananmen' dan sekira 4,7 juta hasil pencarian mengenai kelompok relijius terlarang bernama 'Falun Gong'. Selain itu, lebih dari 20 juta orang mencari tahu informasi tentang Google itu sendiri, terkait perseteruan dan tindakan kontroversialnya melawan pemerintah China.
Langkah penghentian sensor oleh Google mendapatkan dukungan dari kelompok aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) sekaligus menimbulkan kemarahan dari pemerintah China.
Komentar:
Wah benar-benar raksasa perusahaan melawan pemerintahan, ini menggambarkan power of technology vs military strength.
Kita sebagai penonton hanya bisa melihat dan menunggu apa yang akan terjadi kemudian.
Wah wah wah bakalan jadi perseteruan hebat nih..
Wah...GAWAT Tuh..,Gak ada Kontrol lagi
wahaha ... kayaknya alasan Google memindahkan servernya ke .hk karena Google sering diserang oleh hacker China gan :P
wah kra2 spa y yg mnang. hehe....
sebenr'y google tu buatan mana y mas??
@agen xamthone plus bekasi:
Google buatan Amerika.
China emang tiada matinya...
kapan giliran indonesia bersaing,,,